KONSEP PROSES KEPERAWATAN

KONSEP PROSES KEPERAWATAN

Oleh: Apriyani Puji Hastuti, S.Kep Ns

 

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan, hal ini disebut sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan masalah (problem solving) yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonel yang bertujun untuk memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Lyer et al. 1996). Tahap- tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem solving dalam mendefinisikan suatu asuhan keperawatan.

  1. Sejarah

Proses keperawatan merupakan lima tahap yang konsisten sesuai perkembangan profesi keprawatan. Tahap tersebut pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955). Pada tahun 1967, Yura dan Walsh menjabarkan menjadi  tahap yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada tahun yang sama, edisi pertama proses keperawatan dipublikasikan dalam empat tahap yang meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada pertengahan tahun 1970 an, Bloch (1974)Roy (1975) Mudinger dan Jauron (1975) serta Aspinall (1976_ menambahkan tahap diagnosis pada proses keperawatan sehingga menjadi lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. saat ini proses keperawtan dianggap sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Pada tahun 1973, American Nursing Association (ANA) meggunakan proses keperawatan sebagai pedoman dalam pengembangan standart praktek keperawatan yang digunakan sebagai suatu kerangka konsep kurikulum pendidikan keperawatan. Di Indonesia, definisi dan tahap—tahap proses keperawatan telah digunakan sebagai dasar pengembangan definisi dan standart legal praktek keerawatan dan juga kritera dalam program sertifikasi. Kurikulum pendidikan keperawatan pada setiap jenjang pendidikan (D3, S1, s2, maupun s3) saat ini telah menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerjanya.

 

  1. Definisi

Definisi proses keperawatan secara umum dapat dibedakan menjadi:

  1. Tujuan

Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan indidividu (klien), keluarga dan masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujuakan untuk memenuhi tujuan keperawatan yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaanya berubah menjadi suatu kuantitas dan kualitas asuhan keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang abnormal. Jika kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai, proses keperawatan harus dapat memfasilitasi kualitas kehidupan  yang maksimal berdasarkan keadaanya untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih tinggi selama hidupnya (Lyer, 1996)

  1. Organisasi

Seperti yang tejabarkan sebelumnya, proses keperawatan dikelompokkan menjadi lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. kelima tahap tersebut sebagai organisasi yang mengelola proses keperawatan secara sistematik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

  1. Properti

Proses keperawatan mempunyai 6 karakteristik yaitu tujuan, sistematis, dinamik, interaktif, fleksibel dan teoritis.

 

  1. Tujuan Proses Keperawatan

Proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melaui suatu tahapan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keperawatan kepada klien.

  1. Sistematis

Proses keperawatan menggunakan suatu pendekatan yang terorganisasi untuk mencapai tujuan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan instansi pelayanan kesehatan.

  1. Dinamik

Proses keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan klien dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses tersebut ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dengan klien.

  1. Interaktif

Dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

  1. Fleksibel

Proses keperawatan dapat dilihat dua konteks yaitu (1) dapat diadopsi pada praktek keperawatan dalam situasi apapun dengan spesialisasi yang berhubungan dengan klien, keluraga atau masyarakat (kelompok) dan (2) tahapannya dapat digunakan secara berurutandan dengan persetujuan keduabelah phak (perawat dan klien)

  1. Teoritis

Setiap langkah proses keperawatan selalu didasarkan pada ilmu yang luas khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan bahwa asuhan keperawatan kepada klien harus menekankan pada 3 aspek (1) humanistik): asuhan keperawatan memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia dan bahkan sebagai perawat (2) holistik: asuhan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia secara utuh (bio-psiko-sosio-spiritual) dan (3) care: asuhan keperawatan harus berlandaskan pada standart praktek keperawatan dan kode etik keperawatan.

 

  1. Dampak

Penerapan proses keperawatan mempunyai impliasi atau dampak terhadap:

  1. Profesi

Secara profesional, proses keperawatanmenyajikan suatu lingkup praktek keperawatan. Praktek keperawatan mencakup standart praktek keperawatan. Standat tersebut diadopsi dan diterbitkan oleh American Nursing Association (ANA) pada tahun 1973. Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standart keperawatan tanpa melihat dimana ia bekerja dan apa spesialisasinya. Di Indonesia pelaksanaan standart praktek keperawatamm juga telah diatur dalam perarturan pemerintah melalui Undang- Undang Kesehatan di Indonesia (Depkes, 1992) dan akan PERMENKES no 647 tahun 2000 tentang Praktek Keperawatan Profesional di Indonesia.  

  1. Klien

Penggunaan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi klien, keluarga dan masyarakat karena mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dengan melibatkan mereka ke dalam tahapannya. Klien menyediakan sumber untuk pengkajian, validasi diagnosis keperawatan dan menyediakan umpan balik untuk evaluasi. perencanaan keperawatan yang telah tersusun dengan baik akan memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secaa kontinu, aman dan menciptakan lingkungan yang terapeutik. Keadaan tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan klien dan memungkinkan klien untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada.

  1. Perawat

Proses keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan perkembangan profesional. Peningkatan hubungan antara perawat dengan klien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan memungkinkan suatu pengembangan kreativitas dalam menjelaskan masalah klien. Hal ini akan mencegah kejenuhan perawat dalam melakukan pekerjaan yang bersifat rutinitas serta mencegah perawat untuk melakukan pendekatan yang berorientasi tergadap tugaas (task-oriented approach)

TEORI- TEORI YANG MENDASARI PROSES KEPERAWATAN

  1. Teori Sistem

Teori sistem merupakan suatu kerngka kerja yangberhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah- masalah organisasi serta perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai. Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Teori Kebutuhan Manusia

Teri ini memandang bahwa manusaia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lain dalam motivasinya untuk memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis, keamanan, kasih saying, harga diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan merupakan suatu “tegangan internal” sebagai akibat dari perubahan setiap komponen system. Teganngan tersebut dimanifestasikan dalam perilaku untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.

Kerangka kerja pada teori ini menggambarkan suatu bagian dimana penerapan proses keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai bagain integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab dari setiap orang. Misalnya tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah memenuhi kebutuhan dasar anak tersebut. Demikian juga tanggung jawab perawat yaitu memberikan dukungan, memfasilitasi dan mengkomunikasikan kepada klien, baik yang sehat maupun sakit, untuk membantu memenuhi kebutuhan dasarnya. Peran tersebut dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.

 

 
   

 

 

 

 

 

 

  1. Teori persepsi

Terjadinya perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi individu. Setiap manusia selalu berubah kebutuhan dan kepuasannya berdasarkan perubahan yang sangat unik. Akibatnya, setiap perubahan yang terjadi persepsinya akan selalu berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Perbedaan tersebut membawa konsekuensi masalah keperawatan. Sebagaimana diketahui persepsi sangat berhubungan dengan system neurologis dan persepsi yang tidak selalu tergantung dari belajar dan pengalaman. Day mengatakan bahwa persepsi dapat dipelajari dari variable lingkungan fisiologis proses dan interaksi serta kejadian- kejadian pada perilaku.

Terjadinya interaksi antara orang dengan lingkungnannya dilaksanakan oleh reseptor energy sensitive. Karakteristik stimulasi harus ditransformasikan dalam suatu transmisi ke tingkat yang lebih tinggi pada system saraf pusat sebelum interaksi dan dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan respon adaptif.

Untuk memahami arti persepsi, seseorang harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik individu yang mempersepsikan situasi yang mempunyai makna bai kita. Makna merupakan kerangka penjabaran dari persepsi, ingatan dan tindakan. Oleh karena itu persepsi memegang peranan penting dalam kehidupan secara umum dimana kita dapat mengumpulkan data dari ini tentang diri sendiri, kebutuhan manusia serta lingkungan di sekitar kita.

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Teori informasi dan komunikasi

Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah klien. Apakah klien dalam keadaan sehat atau sakit. Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Setelah penerapan proses keperawatan, perawat dituntut mempunyai pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai dasar dalam mengartikan data yang diperoleh seta menjalin komunikasi yang efektif. Pengetahuan tersebut meliputi kemampuan perawat tentang cara memperoleh data atau fakta, menyeleksi dan memproses informasi dan memutuskan suatu asuhan keperawatan berdasarkan data yang diperoleh. Tahapan tersebut adalah menentukan prioritas masalah, mencari alternative intervensi serta memilih dan melaksanakan hasil alternative yang telah ditentukan, proses keperawatan merupakan sutau siklus karena memerlukan suatu modifikasi pengkajian ulang perencanaan ulang, memperbarui intervensi dan mengevaluasi ulang. Oleh karena itu setiap langkah dalam proses keperawatan diperlukan data yang akurat. Hal ini akan dapat tercapai jika perawat mampu menjalin komunikasi yang baik.

 

 
   

 

 

 

 

 

 

  1. Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah

Setiap tindakan yang dilakukan secara rasional oleh seseorang selalu melibatkan keputusan atau pilihan. Setiap pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah menuntut seseorang untuk dapat menerima hal yang baru, perbedaan dan aspek- aspek yang lebih kompleks dari lingkungan yang sudah ada. Oleh sebab itu, setiap kesenjangan adalah suatu masalah dan masalah tersebut memerlukan jawaban serta solusi yang tepat.

Tujuan penerapan proses keperawatan dalam meberikan asuhan keperawatan kepada klien adalah untuk menyelesaikan masalah. Proses keperawatan juga dapat dipergunakan untuk menyusun suatu intervensi yang bertujuan megubah situasi yang lebih kondusif dalam membantu mempercepat menyelesaikan masalah klien yang sangat kompleks. Melalu ipendekatan proses keperawatan masalah- masalah dapat diidentifikasi secara tepat dan pengambilan keputusannya dapat dilaksanakan dengan akurat.

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERBANDINGAN ANTARA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PROSES KEPERAWATAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PROSES KEPERAWATAN

Pengumpulan data

Pengkajian:

–          Pengumpulan data

–          Interpretasi

Identifikasi masalah

Diagnosis keperawatan

Perencanaan:

–          Penentuan tujuan

–          Identifikasi solusi

Perencanaan :

–          Penentuan tujuan

–          Rencana tindakan

Implementasi

Implementasi

Evaluasi dan revisi proses

Evaluasi dan modifikasi

 

 

 

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Leave a comment